Selasa, 24 April 2012

TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


NAMA KELOMPOK 15 :


1. Dimana persinggungan antara teknologi dan pendidikan ?
2. Bagaimana konteks standar untuk murid yang “Melek Teknologi” dibandingkan di Indonesia, khususnya di Medan ?
3. Bagaimana kamu melihat Ubiquitous Computing sebagai seorang mahasiswa yang sedang memahami tentang psikologi pendidikan?

Jawab :

1. Persinggungan antara teknologi dan pendidikan terletak pada proses pembelajaran di lingkungan pendidikan, dimana teknologi menjadi alat bantu dalam proses pembelajaran tersebut. Bahkan sekarang guru lebih mudah memberikan materi pembelajaran dengan adanya bantuan dari teknologi. Contohnya saja, saat guru mau mengajarkan muridnya bagaimana keadaan di gurun pasir, nah guru tersebut tidak harus mengajak muridnya ke gurun pasir. Tapi guru tersebut bisa menunjukkan gambar-gambar yang bisa didapatnya dari teknologi khususnya internet. Bahkan, teknologi juga dapat memberikan pembelajaran bagi anak didik untuk berpikir kreatif seperti anak-anak dapat mengeluarkan isi pikiran atau ide-ide yang tersimpan di benaknya, misalnya anak yang suka menggambar dapat mendisign dengan bantuan teknologi komputer. Selain itu juga dapat membuat anak berpikir imajinatif maksudnya membantu anak-anak dapat berimajinasi tentang dunia luar, apalagi dengan internet anak-anak dapat mengetahui hal-hal yang ada di luar, seperti bagaimana situasi gurun pasir tersebut. Serta dapat membuat kita lebih mandiri, maksudnya anak-anak bisa mengerjakan sesuatu sendiri, contohnya seorang anak dapat tugas dari sekolahnya, anak tersebut bisa mencari referensi dari teknologi berupa jaringan internet.

2. Perbandingan standar murid yang “Melek Teknologi” pada setiap grade dibandingkan Indonesia, khususnya Medan yaitu :
·         Pra Taman Kanak-Kanak sampai Grade Dua
ü  Gunakan alat input (seperti mouse, keyboard, atau remote control) dan alat output (seperti monitor dan printer) untuk mengoperasikan komputer
ü  Gunakan variasi media dan teknologi untuk mengarahkan aktivitas pembelajaran yang independen
ü  Gunakan sumber daya multimedia yang pas, seperti buku interaktif, software pendidikan, dan ensiklopedia multimedia dasar, untuk mendukung pembelajaran
ü  Kerjasama dengan teman, anggota keluarga, dan orang lain saat menggunakan teknologi
ü  Gunakan sumber daya teknologi (seperti teka-teki , program berpikir logis, alat menulis, dan kamera digital) untuk pembelajaran
ü  Tunjukkan perilaku etnis dan sosial yang positif saat menggunakan teknologi
Kalau di Medan, anak-anak di Medan sudah mengenal dan mengoperasikan komputer

·         Grade 3 sampai 5
ü  Gunakan keyboard dan alat input dan output lain secara efektif
ü  Diskusikan penggunaan teknologi dalam kehidupan seharihari dan keuntungan dan kerugian dari penggunaan itu
ü  Gunakan alat teknologi (seperti multimedia, alat presentasi, alat Web, kamera, digital, dan scanner) untuk kegiatan menulis, berkomunikasi, dan memublikasikan aktivitas individual
ü  Gunakan telekomunikasi secara efektif untuk mengakses informasi di tempat yang jauh, berkomunikasi dengan orang lain, dan mencari informasi yang menarik secara personal
ü  Gunakan telekomunikasi dan sumber daya online (secara e-mail, diskusi online, Web) untuk berpartisipasi dalam proyek pembelajaran bersama
ü  Gunakan sumber daya teknologi (seperti kalkulator, alat pengumpul data, video, dan software pendidikan) untuk aktivitas pemecahan masalah dan pembelajaran mandiri
Kalau di Medan, anak-anak masih baru mengoperasikannya dan belum terlalu sering memakainya

·         Grade 6 sampai 8
ü  Aplikasikan strategi untuk mengidentifikasikan dan memecahkan problem hardware dan software yang muncul dalam penggunaan sehari-hari
ü  Tujukkan pengetahuan tentang perubahan dalam teknologi informasi dan efeknya terhadap lapangan kerja masyarakat
ü  Gunakan alat spesifik, software, simulasi (seperi peralatan lingkungan, kalkulator, dan lingkungan percobaan) untuk mendukung pembelajaran dan riset
ü  Desain, kembangkan, publikasikan, dan paparkan produk (seperti halaman web dan rekaman video)
ü  Teliti dan evaluasi akurasi, relevansi, dan bias dari sumber informasi elektronik yang berkaitan dengan problem dunia nyata
Kalau di Medan, anak-anak sudah membuat email, banyak anak-anak yang sudah mencari tugas / bahan kliping dari internet.

·         Grade 9 sampai 12
ü  Identifikasi kapabilitas dan keterbatasan dari teknologi kontemporer dan nilailah potensi sistem dan layanan ini untuk memenuhi kebutuhan personal dan pekerjaan
ü  Gunakan sumber daya teknologi untuk mengelola dan menomunikasikan informasi porsonal dan profesional (seperti keuangan, jadwal, alamat, pembelian, dan korespondensi)
ü  Gunakan informasi online secara rutin untuk memenuh kebutuhan riset, publikasi, komunikasi dan produktivitas
ü  Pilih dan aplikasikan alat teknologi untuk riset, analisis informasi, dan pemecahan problem dalam pembelajaran materi
Kalau di Medan, siswa sudah menggunakan dan membawa laptop untuk presentasi di sekolah dan juga memanfaatkan wifi yang ada di sekolah

3. Ubiquitous Computing adalah penggunaan komputer yang tersebar dimana user berada. Sejumlah komputer disatukan dalam satu lingkungan dan tersedia bagi setiap orang yang berada di lokasi tersebut yang menekankan pada distribusi komputer ke lingkungan daripada komputer personal. Ubiquitous Computing merupakan masa depan dari personal computer. Di masa lalu, komputer pertama di kenal dengan sebutan komputer Main Framedengan prinsip One Computer Many People, yaitu sebuah komputer server besar yang melayani banyak pengguna. Kemudian era komputer bergeser ke arah personal komputer (PC) dengan prinsip One Person One Computer dimana setiap orang mempunyai satu komputer. Dengan berjalannya waktu, seseorang bisa mengakses komputer tanpa dibatasi jarak dan ruang waktu, era inilah yang disebut Ubiquitous Computing (One Person Many Computer).
Sebagai mahasiswa yang sedang memahami psikologi pendidikan, kelompok kami berpendapat bahwa Ubiquitous Compuiting merupakan sebuah era teknologi yang cocok untuk pendidikan, daripada era-era sebelumnya karena perangkat baru ini dapat disediakan kepada lebih banyak murid, bisa dipasang dengan jaringan murah, dapat memampukan murid untuk membawa perangkat informasi ke lapangan dan membantu mengerjakan suatu tugas serta bisa di bawa pualng.

Senin, 09 April 2012

Psikologi Sekolah

Siti Melisa Harahap 11-005
Adinda Andini 11-009
Pritta Astuti Suryaningtyas 11-023


Kedudukan Psikologi Sekolah dalam Ilmu Psikologi
Psikologi merupakan bagian dari psikologi pendidikan. Sesuai degan pegertian ilmu psikologi, psikologi sekolah mempelajari perilaku dan proses mental di lingkungan sekolah. Dalam hal ini, psikologi sekolah berfokus kepada siswa, guru dan orang tua siswa.

Perbedaan Psikologi Sekolah dan Psikologi Pendidikan
Psikologi sekolah merupakan ilmu terapan dari psikologi pendidikan yang hanya berfokus pada sekolah dan bidang-bidangnya di sekolah, terutama terhadap murid.
Psikologi sekolah juga berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan akademik, sosialisasi dan emosi yang bertujuan utuk membentuk pola pikir anak.
Psikologi pendidikan
Menurut Santrock, psikologi pendidikan adalah cabang psikologi yang mengkhususkan diri pada pemahaman tentang proses belajar dan mengajar dalam lingkunga pendidikan.
Secara harfiah atau etimologis, psikologi berasal dari kata “psyche” yang berarti jiwa dan “logos” yang berarti ilmu. Psikologi mengandung makna yaitu ilmu jiwa yang berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari jiwa manusia melalui gejala-gejalanya, aktifitas-aktifitasnya atau perilaku manusia.
Psikologi pendidikan berarti cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari jiwa manusia atau perilaku manusia di bidang pedidikan. Psikologi pendidikan mempelajari bagaimana manusia belajar dalam bidang pendidikan, keefektifan dalam proses pembelajaran, cara mengajar da pengelolaan  organisasi sekolah.
Dari pengertian psikologi pendidikan, dan psikologi sekolah itu sendiri, dapat dilihat perbedaan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari jiwa manusia dalam pedidikan serta gejala-gejala di bidang pendidikan. Sedangkan psikologi sekolah adalah ilmu terapan dari psikologi pendidikan yang lebih mengkhususkan diri lagi hanya di dalam lingkungan sekolah, dalam proses pembelajaran dan pengajaran dan lebih secara detail memahami jiwa dan perilaku manusia di dalamnya terutama murid.

Fungsi sekolah sebagai agen perubahan
Sekolah harus memiliki fungsi dan peran dalam perubahan masyarakat menuju ke arah perbaikan dalam segala spek. Dalam hal ini, sekolah memliki 2 karakter secara umum. Pertama, melaksakan peranan, fungsi dan harapan untuk mencapai tujuan dari sebuah sistem. Kedua, mengenali individu yang berbeda-beda dalam peserta didik yang memiliki kepribadian dan disposisi kebutuhan.
Sebagai agen perubahan, sekolah berfungsi sebagai alat :
a. Pengembangan pribadi
b. Pengembangan budaya
c. Pengembangan bangsa
d. Pengembangan warga

Metode yang digunakan dalam Sistem Pembelajaran di sekolah

Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini tidak selalu jelek bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik didukung dengan alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya.
Metode ceramah adalah metode yang paling banyak disukai oleh kebanyakan guru, karena paling mudah mengatur kelas maupun mengorganisirnya. Bila guru dalam menyampaikan pesan (dalam hal ini materi pelajaran) dilakukan secara lisan kepada siswa, maka guru tersebut telah dapat dikatakan memberi ceramah. Siswa hanya mencatat dan menghafalkan konsep-konsep yang dijelaskan guru. Dalam metode ini siswa tidak diberi kesempatan untuk menemukan sendiri konsep-konsep tersebut. Metode ceramah adalah metode yang paling populer dan banyak dilakukan guru, selain mudah penyajiannya, juga tidak banyak memerlukan media. Metode ceramah merupakan suatu metode penyampaian informasi, dimana guru berbicara memberi materi ajar secara aktif dan peserta didik mendengarkan atau menerimanya.
Metode ceramah atau kuliah (lecture) merupakan suatu cara belajar mengajar dimana bahan disajikan oleh guru secara monologue (sologuy) sehingga pembicaraan lebih besifat satu arah (one way communication). Adapun siswa yang memiliki keterbatasan dalam memperhatikan, mendengar, mencamkan, mencatat, diberi kesempatan menjawab dan atau mengemukakan pertanyaan.

Ada juga beberapa metode yang digunakan dalam pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu:

1. Metode Langsung
Metode ini menerapkan secara langsung semua aspek dalam bahasa yang diajarkan. Misalnya, dalam suatu pembelajaran pelajaran bahasa Indonesia di daerah bahasa pengantar di kelas adalah bahasa Indonesia tanpa diselingi bahasa daerah/ bahasa ibu.

2. Metode Alamiah
Metode ini berprinsip bahwa mengajar bahasa baru (seperti bahasa kedua) harus sesuai dengan kebiasaan belajar bahasa yang sesungguhnya seperti yang dilalui anak-anak ketika belajar bahasa ibunya. Proses alamiah sangat berpengaruh pada metode ini.

3. Metode Tatabahasa
Metode ini memusatkan pada pembelajaran vokabulerr (kosakata), kelebihan metode ini terletak pada kesederhanaannya dan sangat mudah dalam pelaksanaannya.

4. Metode Terjemahan
Metode terjemahan (the translation method) adalah metode yang lazim digunakan dalam pengajaran bahasa asing, termasuk dalam pengajaran bahasa Indonesia yang umumnya merupakan bahan kedua setelah penggunaan bahasa ibu/ daerah.

5. Metode Pembatasan Bahasa
Metode ini menekankan pada pembatasan dan penggradasian kosakata dan struktur bahasa yang akan diajarkan, kata-kata dan pola kalimat yang tinggi pemakaiannya di masyarakat diambil sebagai sumber bacaan dan latihan penggunaan bahasa.

6. Metode Lingustik
Prinsip metode ini adalah pendekatan ilmiah karena yang menjadi landasan pembelajaran adalah hasil dari penelitian para linguis (ahli bahasa). Urutan penyajian bahan pembelajaran disusun sesuai tahap-tahap kesukaran yang mungkin dialami siswa. Dengan demikian pada metode ini tidak dilarang menggunakan bahasa ibu, karena dengan bahasa ibu akan memperkuat murid dalam pemahaman bahasa tersebut.

7. Metode SAS
Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) bersumber pada ilmu jiwa yang berpandangan bahwa pengamatan dan penglihatan pertama manusia adalah global atau bersifat menyeluruh. Dengan demikian segala sesuatu yang diperkenalkan pada murid haruslah mulai ditunjukan dan diperkenalkan struktur totalitasnya atau secara global.

8. Metode Bibahasa
Metode ini hampir sama dengan metode linguistik, bahasa ibu digunakan untuk menerangkan perbedaan–perbedaan fonetik, kosakata, struktur kalimat dan tata bahasa kedua bahasa itu.

9. Metode Unit
Metode ini berdasarkan pada 4 tahap, yaitu:
a. mempersiapkan murid untuk menerima pengajaran
b. penyajian bahan
c. bimbingan malalui proses induksi
d. generalisasi dan penggunaannya di sekolah dasar

Permasalahan yang terjadi di sekolah dan solusi pemecahan masalah

Rendahnya Prestasi Siswa
Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah. Menurut Trends in Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003 (2004), siswa Indonesia hanya berada di ranking ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi matematika dan di ranking ke-37 dari 44 negara dalam hal prestasi sains. Dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat.
Dalam hal prestasi, 15 September 2004 lalu United Nations for Development Programme (UNDP) juga telah mengumumkan hasil studi tentang kualitas manusia secara serentak di seluruh dunia melalui laporannya yang berjudul Human Development Report 2004. Di dalam laporan tahunan ini Indonesia hanya menduduki posisi ke-111 dari 177 negara. Apabila dibanding dengan negara-negara tetangga saja, posisi Indonesia berada jauh di bawahnya.
Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.

Solusinya:
Solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa.
Maka, solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.


Fungsi dan peran Psikolog Sekolah dan perlunya Psikologi Sekolah

Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi tanggung jawab bersama antar personel sekolah, guru-guru, wali kelas, dan petugas lainnya. Pekerjaan konselor merupakan salah satu dari pekerjaan profesional di sekolah. Semua personel sekolah terkait dalam pelaksanaan program bimbingan, karena bimbingan merupakan salah satu unsur dari sistem pendidikan. Kegiatan bimbingan mencakup banyak aspek dan saling kait-mengait, sehigga tidak memungkinkan jika layanan bimbingan dan konseling hanya menjadi tanggung jawab konselor saja.

Hal yang diberikan dalam kaitannya dalam Psikologi Sekolah

Yang perlu diperhatikan dalam Pendidikan Seksualitas Anak
Beberapa kalangan tidak menyetujui adanya pendidikan seks diberikan pada anak karena khawatir akan semakin membuat anak ingin tahu dan melakukannya namun ada kalangan yang menyetujui pendidikan seks diberikan sejak usia dini justru untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada anak mereka. Dalam memberikan pendidikan seks pada anak ada rambu-rambu yang harus diperhatikan, diantaranya adalah penyesuaian materi dengan usia anak. Selain hal tersebut, yang harus diperhatikan adalah sbb:
Tanamkan rasa percaya pada anak kita. Apa yang anda pikirkan jika ada seorang anak sekolah dasar kedapatan menyimpan beberapa komik dan VCD porno? Pernahkah terpikirkan oleh anda mengapa hal tersebut bisa terjadi? Ini terjadi kemungkinan karena anak tersebut tertutup serta tidak adanya kepercayaan terhadap orang tuanya. Mengapa demikian? Seringkali ketika anak menanyakan sesuatu tentang apa yang ia dengar dan ia lihat dari lingkungannya, dan kita anggap itu sebagai sesuatu yang tabu dan memalukan, dengan serta merta kita membentaknya, memarahinya, dan menyuruhnya untuk tidak menanyakan hal-hal seperti itu lagi. Hal ini membuat anak mencari-cari jawaban dari teman-temannya atau sumber-sumber yang tidak bertanggung jawab.Dalam hal ini kepercayaan menjadi sesuatu yang sangat berarti dalam membangun ikatan yang harmonis antara orang tua dan anak. Kepercayaan akan membuat si anak mau jujur dan terbuka akan masalah-masalah yang dihadapinya. Namun, sebuah kepercayaan tidak akan muncul jika si anak tidak merasa nyaman ketika ia mencoba jujur dan terbuka dengan orang tuanya.Tinggalkan saru dan tabu, perasaan tabu, saru, malu, dan kaku biasanya timbul karena kita masih beranggapan bahwa masalah seksualitas (termasuk didalamnya seks) adalah jorok atau memalukan. Namun, kita harus menyadari bahwa seksualitas adalah bagian dari diri kita yang mesti dipahami oleh kita, juga anak kita. Sehingga kita dan anak kita tahu, mengerti, puas dengan peranannya, dan mampu menyikapinya dengan wajar dan benar.Sebaiknya, diskusikan masalah ini pada anak dengan tenang. Gunakanlah saat-saat santai, sehingga anak juga tidak merasa malu untuk membicarakannya dengan kita. Akhirnya, anak pun mampu merekam dengan baik hal-hal yang sebenarnya patut untuk mereka ketahui.


Perbedaan Psikolog Sekolah, Psikolog Pendidikan, dan Guru BK
Psikolog pendidikan memiliki ruang lingkup kerja yang luas. Psikolog pendidikan menyelesaikan masalah pendidikan sejak pendidikan pra sekolah hingga perguruan tinggi, setting kelas, sistem sekolah, dan sebagainya. Dengan demikian, psikolog pendidikan memiliki peranan penting dalam mencari titik temu dengan tantangan pendidikan pada suatu bangsa. Untuk dapat melihat luasnya cakupan kerja dari psikolog pendidikan, ruang lingkupnya, yaitu:· Melakukan assesment dan intervensi individual murid sekolah· Konsultasi mengenai keberfungsian sistem sekolah· Melakukan assesment pada anak-anak pra-sekolah di rumahnya, dan di sekolah (play group), untuk memberikan rekomendasi alur sekolahnya· Rekruitmen dan seleksi staf sekolah· Melakukan penelitian dan evaluasi di sekolah, misalnya anak-anak yang mengalami autis· Pelatihan, misalnya memberikan pelatihan ketrampilan konseling, pelatihan untuk guru dalam menghadapi anak yang sulit belajar atau dyslexia, pelatihan keterampilan sosial, stress management, dan adolescent counseling· Assesment orang dewasa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi· Memberikan advice pendidikan yang berkaitan dengan penilaian formal di sekolah yang terkait dengan peraturan-peraturan pendidikan. Konseling terhadap orang tua murid, khususnya mengenai perilaku anaknya Assesment terhadap kebutuhan pendidikan khusus dan disable, anak-anak cacat fisik atau neurologis, dukungan serta kebutuhan dalam setting sekolahnya· Terapi keluarga, terapi individual untuk anak yang mengalami masalah emosional, masalah keluargaDengan demikian, psikolog pendidikan dapat membantu sekolah secara keseluruhan, sehingga sekolah tersebut menjadi lebih efektif dalam mendukung kebutuhan khusus dari murid dalam pendidikan, mengembangkan prosedur perilaku yang efektif, mengembangkan kebijakan lebih efektif dalam rangka meningkatkan kinerja dan kualitas sekolah, dan membicarakan tantangan lain yang menjadi minat staf sekolah.

Psikolog Sekolah (Bimbingan Belajar, Play group, TK, SD, SLTP, SMU, dan Perguruan Tinggi). Bimbingan adalah “proses memberikan bantuan kepada siswa agar ia sebagai pribadi memiliki pemahaman yang benar akan diri pribadinya dan akan dunia di sekitarnya, mengambil keputusan untuk melangkah maju secara optimal dalam perkembangannya dan dapat menolong dirinya sendiri menghadapi serta memecahkan masalah-masalahnya, semuanya demi tercapainya penyesuaian yang sehat dan demi kemajuan dan kesejahteraan mentalnya”Sedangkan konseling diartikan sebagai “proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media internet atau telepon) dalam rangka membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya”. Bimbingan konseling menempati bidang pembimbingan siswa dalam keseluruhan, proses dan kegiatan pendidikan. Pemberian bimbingan konseling kepada siswa agar masing-masing siswa dapat berkembang menjadi pribadi yang mandiri secara optimal. Bimbingan konseling dapat berfungsi pengembangan artinya, bimbingan yang diberikan dapat membantu para siswa dalam mengembangkan keseluruhan pribadinya secara lebih terarah dan mantap.

Tugas Guru BK/Konselor Menurut PP No. 74 Tahun 2008 adalah Guru bimbingan konseling /konselor memiliki tugas, tanggungjawab, wewenang dalam pelaksanaan pembimbingan konseling terhadap peserta didik. Tugas guru bimbingan konseling /konselor terkait dengan pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah/madrasah.Tugas guru bimbingan konseling/konselor yaitu membantu peserta didik dalam:Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pembimbingan yang membantu peserta didik dalam memahami serta menilai bakat dan minat. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pembimbingan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan, dan bermartabat. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pembimbingan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikan sekolah/madrasah secara mandiri. Pengembangan karir, yaitu bidang pembimbingan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.Jenis bimbingan adalah sebagai berikut:Bimbingan orientasi, yaitu bimbingan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan objek-objek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.

Letak perbedaan antara psikolog pendidikan dengan guru BK/BP yaitu:Psikolog (termasuk psikolog pendidikan) adalah seorang sarjana psikologi yang telah menjalani pendidikan profesi dan berhak membuka praktek, termasuk praktek konseling, namun tidak berkompeten mengeluarkan resep obat. Psikologi mempelajari perilaku manusia secara umum dan terbagi atas enam bidang, yaitu Psikologi Industri & Organisasi, Psikologi Perkembangan, Psikologi Pendidikan, Psikologi Sosial, Psikologi Klinis dan Psikologi Eksperimen.Sedangkan,Konselor adalah seseorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan konseling. Berlatar belakang pendidikan minimal sarjana strata 1 (S1) dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB), Bimbingan Konseling (BK), atau Bimbingan Penyuluhan (BP). Mempunyai organisasi profesi bernama Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKIN). Melalui proses sertifikasi, asosiasi ini memberikan lisensi bagi para konselor tertentu sebagai tanda bahwa yang bersangkutan berwenang menyelenggarakan konseling dan pelatihan bagi masyarakat umum secara resmi. Konselor bergerak terutama dalam konseling di bidang pendidikan, tetapi juga merambah pada bidang industri dan organisasi, penanganan korban bencana, dan konseling secara umum di masyarakat. Khusus bagi konselor pendidikan yang bertugas dan bertanggungjawab memberikan bimbingan konseling kepada peserta didik di satuan pendidikan (sering disebut Guru BP/BK atau Guru Pembimbing), ia tidak diwajibkan mempunyai sertifikat terlebih dulu.

Sumber:
www.scribd.com
miftah19.wordpress.com
zaifbio.wordpress.com


Selasa, 03 April 2012

Pentingnya Pendidikan Prasekolah Taman Kanak-Kanak (TK)


Pendidikan anak prasekolah merupakan bentuk transisi perkembangan anak dari lingkungan keluarga kepada lingkungan sekolah. Masa transisi ini merupakan masa yang cukup sulit namun menyenangkan bagi anak, karena kesiapan pada setiap anak dalam melalui masa transisi ini berbeda-beda, hal ini juga dipengarui oleh dukungan dari keluarga pengasuh si anak itu sendiri, dimana dukungan orangtua dalam membimbing anak secara informal sangat dibutuhkan untuk mendukung bimbingan yang diperoleh anak dari pendidikan prasekolah sebagai sektor formal. Salah satu jenis lembaga pendidikan anak prasekolah yang telah dikenal di Indonesia ialah Taman Kanak-Kanak (TK).
Taman Kanak-Kanak merupakan wadah yang disediakan untuk anak berusia 4-6 tahun. Menurut Brickenridge dan Vincent (1966) pendidikan TK dapat memperluas pengalaman sosial dan intelektual anak. Tujuan pendidikan prasekolah seperti Taman Kanak-Kanak (TK) adalah untuk memberikan stimulasi dan bimbingan terhadap kebutuhan fisik dan pertumbuhannya, serta meningkatkan kemampuan intelektual dan hubungan sosial sebagai persiapan untuk masuk ke jenjang yang lebih tinggi.
Pendidikan prasekolah dapat membantu perkembangan anak. Secara terinci Hurlock (1978) menyebutkan ada 10 aspek perkembangan yang dapat didorong pertumbuhannya melalui pendidikan prasekolah. Kesepuluh aspek tersebut ialah kesehatan fisik, keterampilan, kemampuan berbicara (berkomunikasi), perkembangan emosi, perilaku sosial, sikap sosial, kreativitas, disiplin, konsep diri dan penyesuaian sekolah. Papalia Olds (1986) menyatakan bahwa pendidikan prasekolah membantu perkembangan anak dalam berbagai aspek yaitu fisik, intelektual, sosial, dan emosional. Perasaan otonomi anak berkembang dengan adanya kesempatan bereksplorasi diluar rumah. Adanya kesempatan bermain dengan anak-anak lain menjadikan mereka memiliki banyak kesempatan untuk bekerjasama dan memahami perspektif serta perasaan orang lain. Adapun aspek-aspek keuntungan pendidikan prasekolah sebagai berikut:
1.        Aspek Sosial
Kebutuhan Sosial pada anak-anak mengungkapkan bahwa anak-anak membutuhkan orang lain dan selalu ingin berhubungan dengan orang lain dalam proses perkembangannya. Hal ini karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk individu dan sekaligus juga sebagai makhluk sosial (Nuryoto, 1995). Hubungan sosial anak semakin meluas karena kebutuhan sosialnya juga akan semakin kompleks. Mereka sudah butuh teman sebaya, perlu memahami orang dewasa selain orangtua, misalnya gurunya.
Dalam kesiapan ini, anak akan merasa senang masuk TK, karena mereka akan mempunyai banyak teman dan dapat bermain dengan leluasa. Pada usia prasekolah ini, anak memiliki kontak intensif dengan teman sebaya. Berbagai pola tingkah laku anak timbul dengan cara menirukan, belajar-model, dan oleh penguat dari pihak teman-teman sebaya.
2.        Aspek Kognitif
Kebutuhan secara kognitif (intelektual) akan tampak pada anak dengan adanya keinginannya untuk mengetahui sesuatu yang ada di lingkungannya. Anak ingin berprestasi, ingin mengamati sesuatu secara serius, ingin mengetahui hal-hal baru, mencoba sesuatu, menciptakan sesuatu, dan sebagainya. Pada masa ini, anak akan banyak bertanya tentang segala sesuatu yang dilihat atau didengarnya dengan pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana (Nuryoto, 1995). Keinginan untuk berprestasi ini harus diberi stimulasi bila kita akan menyambut dorongan manipulasi dan eksplorasi anak.
3.        Aspek Emosional
Kebutuhan emosional anak juga akan terpenuhi dengan adanya kesempatan untuk bereksplorasi dalam ekspresi emosi anak pada lingkungan prasekolahnya. Emosi anak akan berkembang secara sehat kalau anak mendapatkan bimbingan secara tepat dengan penuh kasih sayang. Dengan mendapatkan perlakuan yang tepat, anak akan merasa aman dan mampu mengembangkan emosinya secara positif, juga akan semakin memupuk rasa percaya diri pada anak (Nuryoto, 1995). Selanjutnya (Hurlock, 1984) ketelantaran emosional pada anak seperti keterbatasan akan rasa ingin tahu, kasih sayang dan kebahagiaan, akan membatasi perkembangan kepribadian anak.
4.        Aspek Fisik
Kebutuhan Fisik merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan pertumbuhan dan kesehatan fisik, misalnya makanan, udara segar, sinar matahari, tidur atau istirahat. Dengan adanya lingkungan prasekolah, maka kegiatan-kegiatan yang memerlukan aktifitas fisik seperti olahraga, bermain tali, memanjat, mencoret-coret, akan mempengaruhi perkembangan otot dan motorik anak. Keberhasilan anak dalam menghadapi tantangan fisik ini mempunyai arti yang lebih luas bagi anak, dalam hal perkembangan pribadi, anak akan merasa mampu dan berani dalam mencoba hal-hal baru dan akan mempengaruhi perkembangan kecerdasannya.
Sumber: Sulistyaningsih. 2008. Full Day School & Optimalisasi Perkembangan Anak. Yogyakarta: Paradigma Indonesia